Makalah Sejarah Nabi Muhammad Saw Dari Lahir Sampai Wafat

Makalah Sejarah Nabi Muhammad Saw Dari Lahir Sampai Wafat

Latar belakang keluarga

Dirangkum dari buku "Sisi Lain Kartini" oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, R.A. Kartini adalah anak perempuan yang lahir dari pasangan Raden Mas (R.M.) Sosroningrat dan Mas Ajeng Ngasirah.

Kartini lahir dalam lingkungan keluarga priyayi atau bangsawan, karena itu ia berhak menambahkan gelar Raden Ajeng (R.A.) di depan namanya.

R.M. Sosroningrat merupakan seorang Bupati Jepara pada 1880. Selain menikah dengan Mas Ajeng Ngasirah, beliau juga menikahi gadis bangsawan yaitu Raden Ajeng Woerjan.

Pernikahan R.M. Sosroningrat dan Mas Ajeng Ngasirah dikaruniai delapan orang anak, sedangkan pernikahan R.M. Sosroningrat dan Raden Ajeng Woerjan dikaruniai tiga orang anak.

Kartini adalah anak ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri. Dari kesemua saudara sekandung, Kartini adalah anak perempuan tertua.

Kehidupan keluarga mereka berkecukupan sehingga R.A. Kartini dan saudara-saudaranya bisa tumbuh menjadi anak sehat dan cerdas.

Kelahiran dan Masa Kecil

Tahun kelahiran Nabi Muhammad saw tidak bisa diketahui dengan pasti. Ibnu Hisyam dan yang lainnya menulis bahwa tanggal kelahirannya terjadi pada Tahun Gajah; tetapi secara pasti tidak dapat juga ditentukan bahwa sebenarnya kapan dan pada tahun apa peristiwa perang gajah terjadi. Mengingat bahwa para sejarawan menulis tentang hari wafat Nabi Muhammad saw pada tahun 632, dan ketika wafat ia berumur 63 tahun, maka tahun kelahirannya dapat diperkirakan sekitar tahun 569- 570. [5]

Hari kelahiran Nabi besar Islam menurut pendapat masyhur Syiah adalah 17 Rabiul Awwal dan menurut pendapat masyhur Ahlusunah adalah 12 Rabiul Awwal.[6]

Nabi lahir di kota Makkah. Sebagian referensi meyakini bahwa tempat kelahirannya adalah Syi'ib Abi Thalib di rumah Muhammad bin Yusuf [7]

Alquran menegaskan bahwa Nabi Muhammad saw masa kecilnya berlalu dalam keadaan yatim dan banyak dari sumber-sumber sejarah yang juga membuktikan hal tersebut. [8] Abdullah, ayah Muhammad saw, beberapa bulan setelah melakukan pernikahan dengan Aminah binti Wahb, kepala suku dari kabilah bani Zuhrah, pergi untuk melakukan perjalanan dagang ke Syam dan ketika pulang ia meninggal dunia di kota Yastrib. Sebagian para sejarawan menulis bahwa Abdullah meninggal dunia beberapa bulan setelah kelahiran Muhammad saw. Selanjutnya Muhammad saw menjalani masa penyusuannya pada seorang perempuan bernama Halimah, dari kabilah bani Sa'ad.

Di saat Muhammad berusia 6 tahun 3 bulan (dan menurut sebagian 4 tahun), ibunya Sayidah Aminah, telah membawanya ke Yatsrib untuk berkunjung ke rumah sanak dan familinya (dari pihak ibu Abdul Muththalib dari kabilah Bani Ady bin Najjar). Dan dalam perjalanan pulang ke Makkah, Sayidah Aminah meninggal dunia di daerah bernama Abwa' dan dipusarakan di sana. Sayidah Aminah ketika wafat berusia 30 tahun. [9] Setelah Sayidah Aminah wafat, Abdul Muththalib, kakek Nabi dari pihak ayah yang kemudian bertanggung jawab untuk mengasuh dan membesarkannya. Di usianya yang ke 8 tahun, Abdul Muththalib mengucapkan salam terakhirnya pada dunia dan Muhammad pun berada di bawah asuhan pamannya Abu Thalib. [10]

Berkenaan dengan kehidupan Nabi Muhammad saw banyak keterangan-keterangan dan penjelasan yang dimuat dalam teks-teks sejarah, dan peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang berkaitan dengan kehidupannya tercatat lebih lengkap secara akurat dibandingkan dengan nabi-nabi lainnya. Namun meskipun demikian, masih ada beberapa hal yang belum jelas secara terperinci mengenai hal-hal partikular dari kehidupannya dan terkadang masih ada kesamaran-kesamaran dan perbedaan pendapat tentangnya.

Perjalanan hidup R.A. Kartini

Sejak lulus dari ELS dan tidak melanjutkan pendidikan, kehidupan R.A. Kartini dinilai sangat tertutup karena ia merasa dirinya dikurung dan dibatasi pergaulannya.

Padahal saat itu usianya masih sangat belia yaitu 13 tahun, usia yang sangat produktif untuk belajar banyak hal dari dunia luar.

Sehari-hari, R.A. Kartini dipaksa belajar menjadi putri bangsawan sejati yang selalu diam seperti boneka dan membiasakan diri untuk berbicara dengan suara halus dan lirih.

Ia juga harus berjalan setapak demi setapak dan menundukkan kepala jika anggota keluarga yang lebih tua lewat, serta masih banyak lagi aturan-aturan adat lain yang harus dipatuhi.

Dalam masa pingitan, kehadiran sahabatnya yang bersedia menjenguk yaitu Letsy Detmar bisa menjadi pelipur lara karena R.A. Kartini banyak diceritakan tentang dunia luar olehnya.

Sehari-hari dalam masa pingitan, R.A. Kartini terus tekun belajar dan membaca. Namun dirinya merasa sia-sia jika belajar tanpa adanya guru.

Masa pendidikan dasar R.A. Kartini

Sejarah R.A. Kartini dalam menempuh pendidikan bisa dibilang istimewa dan berliku. Sebab ia merupakan anak pribumi yang diizinkan mengikuti pendidikan di Europesche Lagere School (ELS) atau sekolah dasar Eropa.

ELS merupakan sekolah khusus yang diperuntukkan bagi anak-anak Bangsa Eropa dan Belanda Indo. R.A. Kartini bisa mendapat kesempatan masuk ELS dikarenakan ia adalah anak dari pejabat tinggi pemerintah.

Bahasa pengantar di ELS adalah bahasa Belanda, sehingga R.A. Kartini bisa meningkatkan kemampuan bahasanya. Proses pendidikan yang dijalani oleh R.A. Kartini di ELS menjadikan dirinya mampu menempatkan diri dengan baik dalam pergaulan.

Namun sayang, R.A. Kartini yang saat itu ingin melanjutkan pendidikan ke HBS Semarang justru ditentang ayahnya. R.A. Kartini dipaksa untuk menjadi putri bangsawan sejati dengan mengikuti adat istiadat yang berlaku dan ia banyak menghabiskan waktu di rumahnya atau masa dipingit (pingitan).

Kenali Nabi Muhammad SAW Secara Lahiriah

Begitu indahnya sifat fizikal Baginda, sehinggakan seorang ulama Yahudi yang pada pertama kalinya bersua muka dengan Baginda lantas melafazkan keIslaman dan mengaku akan kebenaran apa yang disampaikan oleh Baginda.

Di antara kata-kata apresiasi para sahabat ialah:

Nabi Muhammad sa.w adalah manusia agung yang ideal dan sebaik-baik contoh sepanjang zaman.

Baginda adalah semulia-mulia insan di dunia.

Sumber : Bahagian Dakwah, Jakim

Muhammad bin Abdillah bin Abdul Muththalib bin Hasyim (bahasa Arab:محمد بن‌عبداللّه بن‌عبدالمطّلب بن‌هاشم) lahir pada Tahun Gajah, bertepatan dengan tahun 570 di kota Makkah dan wafat pada 11 H/632 di kota Madinah. Nabi Besar Islam Muhammad saw termasuk dari salah seorang nabi Ulul Azmi dan sebagai nabi Allah yang terakhir, sebagai pengemban Alquran yang merupakan mukjizat utamanya. Ia mengajak umat manusia untuk berakhlak dan menyembah Allah Yang Esa. Ia adalah seorang pemimpin bijaksana, perintis syariat, pembaharu umat dan juga termasuk seorang panglima perang.

Walaupun ia lahir di tengah-tengah masyarakat Arab yang musyrik, namun selama hidupnya, ia senantiasa menjauhkan diri dari penyembahan patung-patung berhala serta menjaga dirinya dari perbuatan-perbuatan buruk yang pada saat itu menjadi tradisi dalam masyarakat Arab Jahiliyah, Sampai pada akhirnya, di saat ia berusia 40 tahun, Allah melantiknya menjadi seorang Nabi. Pesan terpentingnya adalah mengajak umat manusia untuk bertauhid dan menyempurnakan akhlak. Walaupun kaum Musyrikin Makkah selama bertahun-tahun berlaku buruk kepadanya dan menyiksa sebagian dari pengikutnya, namun ia dan para pengikutnya sama sekali tidak melepaskan diri dari Islam. Setelah selama 13 tahun berdakwah di Makkah, akhirnya ia berhijrah ke Madinah. Hijrahnya ke Madinah adalah awal permulaan penanggalan Islam. Ia di Madinah telah menghadapi beberapa peperangan dengan pihak kaum Musyrikin yang akhirnya kemenangan berada di tangan kaum Muslimin.

Nabi saw dengan usaha dan jerih payahnya telah mengubah masyarakat Arab Jahiliyah dalam waktu yang singkat menjadi masyarakat yang bertauhid. Di masa hidupnya hampir seluruh masyarakat di semenanjung Arab telah memeluk Islam sebagai agama mereka. Dan pada periode selanjutnya hingga kini perkembangan Islam semakin terus berlanjut dan kini menjadi sebuah agama yang mendunia dan terus berkembang. Nabi saw telah berpesan kepada kaum Muslimin bahwa sepeninggalnya, hendaklah mereka berpegang teguh pada Alquran dan Ahlulbaitnya (lihat:Hadis Tsaqalain) dan jangan sampai terpisah dari keduanya. Hal tersebut disampaikannya dalam berbagai kesempatan, di antaranya pada peristiwa Ghadir, saat Imam Ali as dilantik sebagai khalifah sepeninggalnya kelak.

Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Menurut buku Kisah Nabi Muhammad SAW karya Ajen Dianawati, sesudah Rasulullah lahir, Aminah segera menyerahkan beliau kepada Halimatus Sa'diah untuk disusukan.

Setelah Nabi Muhammad SAW menjadi seorang yatim-piatu, beliau pun diasuh oleh kakeknya yang bernama Abdul Muthalib. Setelah 2 tahun, kakeknya pun meninggal dunia.

Selanjutnya sesuai wasiat kakeknya, Nabi Muhammad SAW diasuh oleh pamannya yang bernama Abu Thalib (ayahnya Ali bin Abi Thalib).

Persiapan-persiapan Hijrah

Sumber-sumber Riwayat dari Nabi saw

Menurut akidah orang-orang Syiah, prinsip pertama adalah riwayat-riwayat para imam dari sisi kehujahannya sama dengan riwayat-riwayat Nabi yang mulia saw dan harus berpegang teguh dengannya, dan dari sisi ini tidak ada perbedaan di antara riwayat-riwayat tersebut. Oleh karena itu, Kutub al-Arba'ah (empat kitab seperti Usul al-Kāfi, al-Tahdzib, Man Lā Yahduruhu al-Faqῑh dan al-Istibshār) sebagai sumber dasar hadis-hadis Syiah, mencegah adanya pemilahan antara sabda-sabda Nabi saw dan para imam as, dan dalam berbagai tema telah dinukil riwayat-riwayat yang bermacam-macam dari mereka.

Meski demikian, masih ada sumber-sumber yang mengumpulkan kumpulan hadis dari sabda-sabda Rasulullah atau mengkhususkan sebuah bab terpisah untuk hadis-hadis nabi saw. Di antara sumber-sumber tersebut yang dapat disebutkan di sini adalah:

Biodata Nabi Muhammad Saw

Nabi Muhammad SAW adalah putra dari Abdullah dan Aminah. Beliau memiliki kakek bernama Abdul Muthalib yang merupakan sosok terhormat di Makkah.

M Quraish Shihab dalam bukunya yang berjudul Membaca Sirah Nabi Muhammad: Dalam Sorotan Al-Quran dan Hadis-Hadis Shahih menjelaskan, Abdul Muthalib lahir pada 497 M. Ia merupakan tokoh sentral kedua dalam sejarah masyarakat Arab di masa Jahiliyah dan masa awal Islam.

Abdul Muthalib adalah putra dari Hasyim, Putra Abd. Manaf.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Abdul Muthalib memiliki beberapa istri, salah satunya yakni Fathimah binti Amr bin Adiz yang melahirkan tujuh orang anak yang bernama Abdullah, Abdu Manaf (Abu Thalib), Baidha, Umaimah, Barrah, Atikah, dan Arwa. Fathimah binti Amr bin Adiz ini tak lain adalah nenek Nabi Muhammad SAW.

Tidak banyak catatan yang menceritakan riwayat masa muda Abdul Muthalib. Namun, beberapa sumber menyatakan bahwa ia adalah seseorang yang berbudi pekerti luhur dan menjauhi keburukan-keburukan di masa Jahiliyah seperti perzinahan serta kekerasan.

Abdul Muthalib adalah orang yang sangat berpengaruh di kalangan bangsa Quraisy. Ia merupakan orang tertua di kalangan Quraisy. Masyarakat begitu menghormatinya.

Ketika ada suatu permasalahan, maka Abdul Muthalib yang akan dimintai pendapatnya. Kakek Nabi Muhammad SAW adalah kepala bagi seluruh kota Makkah.

Di bawah kepemimpinan Abdul Muthalib, perdagangan dan ekonomi suku Quraisy dan penduduk Makkah mencapai puncak kesuksesan.

Dalam buku Sejarah Keteladanan Nabi Muhammad SAW oleh Yoli Hemdi, Abdul Muthalib digambarkan sebagai sosok yang memiliki perawakan sedang, berkulit bersih, tampan, berwibawa, berbicara halus dan sosok yang berani mengambil resiko.

Nasab, Julukan dan Gelar

Silsilah keluarga Nabi saw

Muhammad bin Abdillah bin Abdul Muththalib (Syaibah al-Hamd,'Amir) bin Hasyim ('Amr al-'Ula) bin Abdu Manaf (Mughirah) bin Qushai (Za'id) bin Kilab (Hakim) bin Murrah bin Ka'ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr (Quraisy) bin Malik bin Nadhr (Qais) bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah ('Amr) bin Ilyas bin Mudhir bin Nizar (Khuldan) bin Ma'adda bin Adnan. Salam atas mereka. [1] Ibu Nabi Besar Islam adalah Aminah binti Wahb bin Abdu Manaf bin Zuhrah bin Kilab. Alamah Majlisi berkata, Syiah Imamiyah sepakat secara ijma' atas keimanan Abu Thalib, Aminah binti Wahab dan Abdullah bin Abdul Muththalib dan kakek buyut Rasulullah sampai Nabi Adam as. [2]

Nama-nama panggilan Nabi besar Islam adalah Abul Qasim dan Abu Ibrahim. [3] Sebagian gelar-gelarnya adalah: al-Musthofa, Habibullah, Shafiullah, Ni'matullah, Khairu Khalqillah, Sayidul Mursalin, "Khatam al-Nabiyin", "Rahmatan lil Alamin" dan Nabi al-Ummi. [4]

BIODATA RASULULLAH SAW, JUNJUNGAN BESAR NABI MUHAMMAD SAW

USIA 9 TAHUN (Setengah riwayat mengatakan pada usia 12 tahun).

RINGKASAN BIODATA RASULULLAH SAW (INFOGRAFIK JAKIM)

Anda mungkin ingin melihat